Selasa, 14 Januari 2025

Pengalaman Belajar Di SMPP AL-KAFFAH

Terasa menyenangkan, karena kualitas pendidikan yang baik dan juga dapat bertemu dengan teman teman yang baik dan menyenangkan! guru guru di SMP PLUS AL-KAFFAH pun juga ramah dan melakukan pendekatan yang menyenangkan dengan murid

Minggu, 17 November 2024

Sejarah Kehidupan Sahabat Nabi Ali Bin Abi Thalib

 


Sejarah Singkat Ali Bin Abi Thalib 

Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu nabi Muhammad saw. Ayahnya, Abi Thalib, merupakan kakak dari ayah Nabi saw, Abdullah. Ibunya bernama Fatimah binti Asad, masih keturunan Hasyim bin Abdi Manaf. Ali sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw sehingga kedekatannya membuatnya termasuk ke dalam golongan awal yang masuk Islam. Awal mula kedekatan Ali dengan Nabi Muhammad saw adalah saat paceklik dahsyat melanda kaum Quraisy di Makkah. Nabi Muhammad saw yang mengetahui banyaknya keluarga Abi Thalib prihatin dengan kondisi pamannya itu dan mengajak Abbas, pamannya Nabi lainnya yang termasuk konglomerat Bani Hasyim, untuk setidaknya meringankan beban Abi Thalib dengan ikut membantu pengasuhan anak-anaknya.  Saat itu, Nabi Muhammad saw mengambil Ali, sedangkan Abbas membawa Ja’far bin Abi Thalib. Hal ini yang kemudian menjadikan Ali sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw hingga kemudian Nabi saw diangkat menjadi rasul.  Menurut Ibnul Atsir, mengutip pendapat Ibnu Ishak menjelaskan bahwa paceklik yang melanda saat itu menjadi nikmat tersendiri bagi Ali bin Abi Thalib. Sebab karenanya, Nabi Muhammad membawa Ali sehingga ia bisa dekat dengan Nabi saw setelahnya. 

أَوَّلُ مَنْ أَسْلَمَ عَلِيٌّ وَعُمْرُهُ إِحْدَى عَشْرَةَ سَنَةً وَكَانَ مِنْ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْهِ أَنَّ قُرَيْشًا أَصَابَتْهُمْ أَزْمَةٌ شَدِيدَةٌ، وَكَانَ أَبُو طَالِبٍ ذَا عِيَالٍ كَثِيرَةٍ، فَقَالَ يَوْمًا رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - لِعَمِّهِ الْعَبَّاسِ: يَا عَمِّ إِنَّ أَبَا طَالِبٍ كَثِيرُ الْعِيَالِ فَانْطَلِقْ بِنَا نُخَفِّفْ عَنْ عِيَالِ أَبِي طَالِبٍ، فَانْطَلَقَا إِلَيْهِ وَأَعْلَمَاهُ مَا أَرَادَا، فَقَالَ أَبُو طَالِبٍ: اتْرُكَا لِي عَقِيلًا وَاصْنَعَا مَا شِئْتُمَا، فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَلِيًّا، وَأَخَذَ الْعَبَّاسُ جَعْفَرًا، فَلَمْ يَزَلْ عَلِيٌّ عِنْدَ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - حَتَّى أَرْسَلَهُ اللَّهُ فَاتَّبَعَهُ Artinya: “Orang yang masuk Islam pertama (dari kalangan pemuda) ialah Ali ketika itu umurnya ialah 11 tahun. Dan di antara nikmat yang Allah berikan kepada Ali ialah saat itu kaum Quraisy terkena paceklik dahsyat. Abu Thalib memiliki keluarga yang banyak. Rasulullah saw kemudian mengajak pamannya, Abbas yang termasuk konglomerat Bani Hasyim, untuk meringankan beban Abi Thalib. Nabi saw berkata: “Wahai pamanku, Abbas, sungguh (saudaramu) Abi Thalib memiliki banyak keluarga,  Maka mari kita ringankan beban dari keluarganya”. Kemudian keduanya menuju rumah Abu Thalib dan memberitahukan maksudnya. 

Abi Thalib berkata: “Tinggalkan Aqil untukku dan lakukan yang ingin kalian lakukan”. Kemudian Rasulullah saw membawa Ali, sedang Abbas membawa Ja’far. Ali terus bersama Nabi Muhammad hingga sampai Allah mengutusnya menjadi nabi, sehingga Ali mengikutinya, mengimani dan membenarkannya." (Ibnul Atsir, Al-Kamil fi Tarikh, [Beirut, Darul Kitab Al-Arabi, 1997 M], juz I, hal 656).

Keteguhan Ali Bin Abi Thalib Dalam Memeluk Islam

Menurut Ibnu Katsir, yang juga bersumber dari Ibnu Ishaq, ketika nabi Muhammad saw mengajaknya masuk Islam, Ali bin Abi Thalib saat itu hendak mengkonsultasikannya kepada ayahnya, Abi Thalib. Sebab ia pikir, ia tidak bisa membuat keputusan sendiri terkait hal ini dan harus bertanya pada ayahnya terlebih dahulu. Namun, hal tersebut dilarang oleh Nabi. Malamnya, Allah memberikan keteguhan kepada hati Ali untuk masuk Islam dan paginya ia mendatangi Nabi saw dan menyatakan keislamannya.

 ثُمَّ إِنَّ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ بِيَوْمٍ وَهُمَا يُصَلِّيَانِ. فَقَالَ عَلِيٌّ يَا مُحَمَّدُ مَا هَذَا؟ قَالَ دِينُ اللَّهِ الَّذِي اصْطَفَى لِنَفْسِهِ، وَبَعَثَ بِهِ رُسُلَهُ، فَأَدْعُوكَ إِلَى اللَّهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَإِلَى عِبَادَتِهِ. وَأَنْ تَكْفُرَ بِاللَّاتِ وَالْعُزَّى. فَقَالَ عَلِيٌّ: هَذَا أَمْرٌ لَمْ أَسْمَعْ بِهِ قَبْلَ الْيَوْمِ، فَلَسْتُ بِقَاضٍ أَمْرًا حَتَّى أُحَدِّثَ بِهِ أَبَا طَالِبٍ. فَكَرِهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُفْشِيَ عَلَيْهِ سَرَّهُ قَبْلَ أَنْ يَسْتَعْلِنَ امره. فقال له: يا على إذ لَمْ تُسْلِمْ [١] فَاكْتُمْ. فَمَكَثَ عَلِيٌّ تِلْكَ اللَّيْلَةَ، ثُمَّ إِنَّ اللَّهَ أَوْقَعَ فِي قَلْبِ عَلِيٍّ الْإِسْلَامَ، فَأَصْبَحَ غَادِيًا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى جَاءَهُ فَقَالَ مَاذَا عَرَضْتَ عَلَيَّ يَا مُحَمَّدُ؟ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «تَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شريك لَهُ وَتَكْفُرُ بِاللَّاتَ وَالْعُزَّى، وَتَبْرَأُ مِنَ الْأَنْدَادِ» فَفَعَلَ عَلِيٌّ وَأَسْلَمَ، وَمَكَثَ يَأْتِيهِ عَلَى خَوْفٍ مِنْ أَبِي طَالِبٍ وَكَتَمَ عَلِيٌّ إِسْلَامَهُ وَلَمْ يُظْهِرْهُ Artinya: “Ali bin Abi Thalib datang setelahnya selang sehari dan mendapati Nabi beserta Khadijah melakukan shalat. Ali berkata kepada nabi: “Apa ini?”. Nabi berkata: “ini adalah agama Allah yang dipilih oleh Dzat-Nya, Ia mengutus dengannya utusan-utusan-Nya, maka aku mengajakmu untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dan hendaknya engkau mengkufuri Lata dan Uzza”. “Ini adalah persoalan yang aku belum pernah dengar sebelumnya, aku tidak bisa memutuskan sendiri, aku akan mengobrolkannya dengan ayahku (Abi Thalib). 

 Nabi Muhammad saw yang saat itu belum menginginkan hal ini tersebar terlebih dahulu kemudian berkata: “Ali, jika engkau tidak masuk Islam maka rahasiakanlah”. Ali berdiam menetap pada malam itu sehingga kemudian Allah memberikan keteguhan pada hatinya. Dan pada pagi harinya, ia mendatangi nabi saw dan berkata: “Apa yang engkau tawarkan (Islam) kepadaku wahai Muhammad?.” Nabi bersabda: “bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Ingkarilah Lata dan Uzza dan engkau akan bebas dari kemusyrikan”. Ali melakukannya dan ia masuk Islam, namun ia merahasiakannya dari ayahnya. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, [Beirut, Darul Fikr, tt], juz III, hal 24). 

Ali terus merahasiakan keislamannya dari ayahnya sampai suatu ketika ayahnya memergokinya melaksanakan shalat bersama Nabi Muhammad saw.  Abi Thalib kemudian bertanya kepada Ali mengenai agama yang ia anut dan Ali berkata: “Wahai ayahku, aku beriman kepada Allah dan rasul-Nya dan aku melaksanakan shalat dengannya”. Abi Thalib kemudian menjawabnya dengan jawaban yang baik, ia berkata: “Sungguh ia (Muhammad) tidak pernah mengajak kecuali pada kebaikan, maka teruskanlah”. (Al-Kamil, juz I, hal 656).


Profil Maudy Ayunda

Biografi Maudy Ayunda, Perempuan Muda dengan Segudang Prestasi

Perempuan muda dengan sebutan ‘It Girl’ satu ini akan selalu menjadi inspirasi banyak orang.

Kata ‘It Girl’ sendiri berarti mendapatkan perhatian dari banyak orang, memiliki kekuatan untuk didengar dan memotivasi serta memiliki prestasi yang menginspirasi. Pemiliki sebutan tersebut tak lain ialah Maudy Ayunda.
Ayunda Faza Maudya atau biasa dikenal dengan Maudy Ayunda lahir pada tanggal 19 Desember 1994 di Jakarta, Indonesia. Maudy Ayunda merupakan anak pertama dari pasangan Didit Jasmedi dan Mauren Mudjoko. Maudy Ayunda mempunyai adik perempuan bernama Amanda Khairunnisa yang usianya 3 tahun lebih muda.

Masa kecil Maudy Ayunda.

Saat masih kecil, Maudy cenderung pendiam dan pemalu. Ia merupakan anak rumahan dan sering menghabiskan waktu dengan membaca buku yang sudah dilakukannya sejak berumur 3 tahun. Kecintaannya pada buku membuatnya berhasil menulis buku pertamanya berjudul “A Forest of Fables” pada usia 10 tahun yang mana ia menyumbangkan hasil penjualannya untuk para korban tsunami di Aceh. Selain buku, Maudy pun menyukai berbagai aktivitas seperti menulis, bernyanyi, berenang, bermain piano dan gitar. Salah satu hobinya yang sudah tak asing didengar adalah belajar. Ia merupakan orang yang sangat gemar belajar dan sangat bersemangat saat akan menghadapi ujian. Ibunya juga mengatakan bahwa Maudy selalu ranking kelas dan meraih aneka perhargaan di sekolahnya.

Awal karier entertainment Maudy Ayunda.

Debut pertama Maudy Ayunda di dunia hiburan tanah air diawali dengan membintangi film “Untuk Rena” pada tahun 2005. Melalui perannya, Maudy bahkan menerima penghargaan Aktris Utama Terpilih oleh Festival Film Jakarta 2006 di usianya yang baru 11 tahun. Setelah debutnya di layar lebar, Maudy berhenti sejenak untuk fokus pada pendidikannya saat itu. Setelah 4 tahun, Maudy kembali membintangi film berjudul “Sang Mimpi” yang merupakan sekuel film “Laskar Pelangi”. Sejak saat itu, Maudy terus menunjukan kebolehannya dalam berakting di film-film populer seperti, “Perahu Kertas”, “Trinity, the Nekad Traveler”, Habibie & Ainun 3”, dan sebagainya. Tak hanya berakting, Maudy debut sebagai penyanyi dengan merilis album pertamanya pada tahun 2011

Pendidikan Maudy Ayunda.



Sejak TK sampai kelas 2 SD, Maudy bersekolah di sekolah Al-Izhar yang berkurikulum nasional. Namun setelah itu, Maudy pindah ke sekolah Mentari Intercultural School yang berkurikulum nasional plus. Ibunya mengungkapkan bahwa rasa kecewanya dengan sistem pembelajaran menghafal merupakan alasannya untuk memindahkan Maudy ke sekolah tersebut yang saat itu baru memiliki dua angkatan. Awalnya, Maudy sempat kesulitan mengikuti pelajaran lantaran saat itu ia terbiasa dengan bahasa Indonesia serta Jawa dan belum lancar berbahasa Inggris. Namun ia menganggap kesulitan tersebut sebagai tantangan untuk belajar bahasa baru dan mengejar ketertinggalannya. Maudy pun bersekolah di sekolah tersebut hingga SMP. Kemudian, Maudy pindah ke British School Jakarta saat SMA. Maudy bahkan mampu membayar biaya sekolah dengan uang tabungannya sendiri yang didapatkan dari kariernya menjadi model dan brand ambassador di beberapa merek. Selain berprestasi di bidang akademis, ia aktif di berbagai kegiatan sekolah dan organisasi. Hingga pernah menjadi ketua OSIS di sekolahnya. Setelah lulus dari bangku SMA, Maudy memutuskan untuk melanjutkan studinya di luar negeri.
Ia pun mendaftar dan berhasil diterima di beberapa universitas terbaik di dunia, seperti Oxford University di Inggris dan Colombia University di Amerika Serikat. Ia akhirnya memilih Oxford University, Inggris dengan jurusan Filosofi, Politik, Ekonomi (PPE). Tiga tahun setelah kelulusannya, Maudy memutuskan untuk melanjutkan studinya ke jenjang S2 dengan beasiswa LPDP. Ia kembali berhasil diterima di dua universitas terbaik dunia, Stanford University dan Harvard University. Ia sempat mengungkapkan kegalauannya dalam memilih dan akhirnya memilih Stanford dengan mengambil 2 jurusan. Ia mengambil Joint Degree Program (JDP) yang merupakan kombinasi dua gelar pasca sarjana yang dapat diambil mahasiswa secara bersamaan. Ia memilih jurusan administrasi bisnis dan menambahkan pendidikan sebagai jurusan tambahan pada akhir semester pertama. Hebatnya, Maudy Ayunda hanya membutuhkan waktu 2 tahun untuk menuntaskan studi S2nya. Kini terdapat tiga gelar yang melengkapi namanya menjadi Ayunda Faza Maudya, B.A., M.A., M.B.A.

Hidup mandiri di negara asing.

Menuntut ilmu di luar negeri berarti hidup keluar dari zona nyamannya. Kehidupannya sebagai seorang mahasiswi di Oxford sangat jauh dari kenyamanan di Jakarta. Selain melakukan kewajibannya sebagai mahasiswa, ia pun harus belajar menghidupi diri sendiri di lingkungan baru bersama wajah-wajah baru. Segala perjuangan dan kerja kerasnya akhirnya terbayarkan dengan gelar sarjana yang didapatkannya hanya dalam kurun waktu sekitar 3 tahun.
Pada tahun 2019, ia kembali menempuh jalur yang sama untuk melanjutkan studi S2 di Stanford University, Amerika Serikat. Ia mengaku masih merasa takut hidup sendiri di tempat baru dengan kebiasaan, budaya yang belum familiar baginya. Beberapa bulan setelah ia berada di Amerika, pandemi menerjang dan mengharuskannya untuk kuliah secara daring. Ia mengungkapkan keresahannya selama pembelajaran daring bahwa dirinya sering mengalami sakit kepala dan pusing karena terlalu lama menatap layar.

Lahirnya Maudy Ayunda Foundation.

Mimpinya untuk memelopori “Edutainment” membuatnya mendirikan suatu yayasan bernama Maudy Ayunda Foundation. Yayasan tersebut dibuatnya sebagai bentuk kepedulian terhadap siswa-siswi Indonesia dengan program yang berfokus pada beasiswa terhadap anak-anak miskin dan mentoring. Selain itu, ia juga menjadi co-founder gerakan Leaders Camp. Gerakan tersebut adalah gerakan berbagi ilmu ke sekolah-sekolah, menyebar sejuta buku, menyediakan beasiswa dalam dan luar negeri, dan kegiatan lainnya.

Kontribusinya terhadap Indonesia.

Selain membangun karier di dunia hiburan dan pendidikan, Maudy juga menaruh perhatian pada dunia sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2015, ia pernah berkesempatan mendampingi Perdana Menteri Inggris saat mengunjungi Jakarta dan menjadi pembicara termuda di Forum Ekonomi Global 2015. Ia juga ditunjuk sebagai juru bicara melawan perbudakan modern di Istana Wakil Presiden pada Maret 2017. Tak sampai di situ, ia kembali ditunjuk untuk berpartisipasi menjadi juru bicara untuk Presidensi G20 Indonesia. Ia dipercaya oleh menteri Komunikasi dan Informatika untuk menyampaikan informasi terkait pelaksanaan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Indonesia. Melalui kesempatan dan karyanya tersebut, Maudy mengedukasi dan memberikan pesan-pesan inspiratif kepada seluruh masyarakat terutama para anak muda Indonesia.

Kehidupan Maudy Ayunda yang 'terlihat' sempurna.

Cantik, muda, berbakat, dan berprestasi merupakan kata yang sangat menggambarkan Maudy Ayunda. Kehidupan dan kariernya yang terlihat sempurna membuat banyak orang mengaguminya. Namun, tidak semua orang memberikan tanggapan yang positif terhadap prestasinya. Beberapa orang merasa bahwa kesuksesan Maudy Ayunda didapatkannya melalui privilese yang dimilikinya. Disebutkan bahwa Maudy berjalan di karpet merah kemudahan dan fasilitas, sehingga lebih mudah baginya untuk meraup prestasi-prestasi. Namun, kepintarannya untuk menempatkan diri dan memanfaatkan segala dukungan, kerja keras serta kegigihannya merupakan faktor dari keberhasilannya sekarang. Ia mengatakan bahwa hak istimewa bisa membutakan atau membuka mata, pilihan ada ditangan kita. Maka dari itu, kisah kehidupannya yang terlihat sempurna ternyata memiliki banyak cerita dibaliknya. Kisah Maudy Ayunda mengajarkan jika kehidupan merupakan aset yang singkat juga berharga sehingga harus digunakan untuk hal-hal positf dan bermakna bagi orang-orang di sekitar kita.

https://kumparan.com/celineindira/biografi-maudy-ayunda-perempuan-muda-dengan-segudang-prestasi-1xsJIPhIHZO/full


Selasa, 12 November 2024

Asal Usul Rendang

 Sejarah Rendang


Mengenal Asal Usul Rendang


Rendang merupakan salah satu hidangan bercita rasa lezat khas Sumatra Barat yang berbahan dasar daging. Menurut sejarah, kata Rendang berasal dari bahasa Minangkabau “Randang” yang merujuk pada teknik memasaknya, yaitu “Marandang”. Yang artinya, mengaduk makanan sampai berjam-berjam hingga menyisakan daging yang dibalut dengan bumbu berwarna hitam atau kerap disebut “Dadak”.

Dari catatan abad ke-19, Rendang muncul sekitar abad ke-16, di mana ketika itu perantau Minang suka melakukan perjalanan menggunakan kapal laut ke Selat Malaka serta Singapura. Perjalanan ini biasanya memakan waktu yang cukup lama dan sulit untuk mencari tempat singgahnya kapal. Akhirnya, perantau Minang memutuskan membuat hidangan yang bisa tahan lama, dari sinilah tercipta Rendang.

Selain itu, catatan lain juga menyebutkan kalau Rendang sudah ada sejak masa Raja Adityawarman (1347-1375 M) atau zaman Kerajaan Pagaruyung. Waktu itu, daging yang digunakan untuk membuat Rendang bukan sapi melainkan kerbau. Menurut sumbernya, Rendang diduga hasil perubahan dari Kari asal India tapi lebih kering. Dugaan ini semakin diperkuat ketika pedagang Gujarat membawa Kari ke Indonesia pada abad ke-14. 

Nah, dalam suhu ruangan, Rendang dapat bertahan sampai berminggu-minggu karena hasil dari proses memasaknya. Namun, ada juga Rendang yang dimasak dalam waktu singkat dan santannya tidak sampai kering atau biasa disebut “Kalio”, kuahnya berwarna cokelat keemasan. Untuk ketahanan dari Kalio memang tidak selama Rendang—umumnya hanya 2-3 hari. Walau begitu, rasanya tetap lezat tidak kalah dengan Rendang. 

Makna Budaya dari Rendang

Melansir Wikipedia, Rendang sendiri punya filosofi tersendiri bagi masyarakat Minangkabau, yakni Musyawarah dan Mufakat. Filosofi ini disinyalir merujuk pada empat bahan utama yang digunakan untuk membuat Rendang. Yang terdiri dari: “dagiang” (daging) melambangkan “niniak mamak” (pemimpin suku adat); “karambia” (kelapa) melambangkan “cadiak pandai” (kaum intelektual); “lado” (cabai) melambangkan “alim ulama”; serta “pemasak” (bumbu) melambangkan masyarakat Minang.

Menurut tradisi di Minangkabau, Rendang biasanya disajikan ketika perayaan adat seperti kenduri, menyambut tamu kehormatan, berbagai acara adat Minang, dan lain sebagainya. Namun, seiring waktu, Rendang pun sering disajikan ketika perayaan keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha. Bahkan, sekarang sudah banyak rumah makan Padang yang menjualnya dengan ciri khas masing-masing. 

Berbagai Varian Rendang

Tahukah kamu, kalau ada banyak sekali varian Rendang dan mungkin saja belum semuanya kamu cicipi. Apa saja?

  • Rendang Ayam, terbuat dari daging ayam dan biasanya kebanyakan dibuat dalam bentuk kalio;

  • Rendang Teri (Randang Maco), terbuat dari teri atau ikan asin jenis lainnya dan merupakan hidangan khas Kabupaten Lima Puluh Kota;

  • Rendang Belut, terbuat dari belut dan diberi campuran berbagai macam daun sehingga rasanya sedikit pedas dan asam. Hidangan ini berasal dari Kabupaten Tanah Datar;

  • Rendang Pensi, terbuat dari kerang air tawar berukuran kecil atau biasa disebut pensi. Hidangannya khas dari Danau Maninjau, Kabupaten Agam; 

  • Rendang Telur (Randang Talua), terbuat dari telur ayam yang diberi berbagai macam bumbu, dikukus, dan digoreng seperti keripik—khas dari Payakumbuh; 

  • Rendang Suir (Randang Runtiah), terbuat dari daging sapi atau ayam yang serat dagingnya disuir dan mirip dengan abon tapi seratnya lebih besar. Hidangannya dari Payakumbuh. 

  • Nah, selain beberapa varian di atas, masih ada varian lainnya seperti Rendang Kerang (Randang Lokan), Rendang Paru, Rendang Hati, Rendang Bebek, Rendang Ikan Tongkol, dan Rendang Ikan Tenggiri. 

Tari Zapin Budaya Melayu

 Tari Zapin Budaya Khas Melayu


Pekanbaru - Tari Zapin merupakan salah satu tarian tradisional melayu yang berasal dari Provinsi Riau yang cukup populer. Kata Zapin berasal dari bahasa Arab ''Zafn'' yang berarti pergerakan kaki cepat mengikuti rentak pukulan.
Tari Zapin dibawakan berkelompok dan biasanya diiringi dua alat musik utama yaitu gambus dan marwas berupa gendang kecil. Syair-syair yang didendangkan dalam tari Zapin ini juga digunakan sebagai media dakwah.

Sejarah Tari Zapin Melayu

Dilansir dari laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, masuknya Islam ke Indonesia membawa banyak pengaruh, salah satunya adalah terhadap budaya. Tari Zapin Melayu ini merupakan salah satu bukti pengaruh Arab ke budaya Indonesia

Awalnya Tari Zapin ini merupakan tarian hiburan yang biasa dipertunjukkan di lingkungan istana di pesisir Selat Malaka seperti Kerajaan Indragiri dan Siak yang kemudian sering ditampilkan dalam acara seremonial kerajaan. Menurut catatan sejarah yang ada, tarian ini dibawa dari Hadramaut, Yaman pada abad ke-16 oleh para pedagang Arab yang juga merupakan pendakwah agama Islam.

Sebelum tahun 1960-an, tari Zapin awalnya hanya ditarikan oleh penari laki-laki. Kemudian dalam perkembangannya, kini Tari Zapin Melayu sudah bisa ditarikan oleh penari perempuan. Tari Zapin juga telah mengalami bentuk dan penyesuaian, sehingga gerakannya akan berbeda di tiap daerah
Di Indonesia sendiri ada dua jenis tari Zapin, yaitu Zapin Arab dan Zapin Melayu. Zapin Arab dikenal juga sebagai zapin lama, terbagi atas zapin hajjir mawaris dan zapin gembus, yang masih dilestarikan di dalam kelompok-kelompok masyarakat keturunan Arab, terutama di Jawa dan Madura.


Sedangkan Zapin melayu dibagi atas zapin Melayu Keraton yang diperuntukkan bagi kalangan istana dan zapin Melayu Rakyat yang berkembang di masyarakat melayu di seluruh Indonesia.

Properti Busana Penari Zapin

Busana penari Zapin laki-laki biasanya menggunakan atasan baju kurung Melayu cekak musang atau teluk belanga, bawahan seluar, kain sampin/samping yang terdiri dari kain pelekat, kain songket atau tenun Siak menyesuaikan dengan lokasi tarian itu digelar, kopiah, dan bros.

Sedangkan busana penari Zapin perempuan terdiri dari kebaya labuh, kain samping (sarung pelekat atau songket Siak), selendang "tudung manto" penutup kepala.

Rambut penari Zapin perempuan disanggul Melayu yaitu sanggul lipat pandan dan conget, dan dihias dengan hiasan kepala yang berupa bunga sanggul atau kembang goyang. Aksesoris tambahan lainnya berupa anting di kedua telinga, dan kalung.

Makna Gerakan Tari Zapin

Tari zapin berkembang di berbagai daerah di Indonesia, sehingga memiliki varian gerakan yang beragam. Berikut gerakan umum yang biasa ada dalam tari Zapin, yaitu :

1. Gerak Alif, menyimbolkan keagungan, yang memiliki makna kita harus tunduk kepada Yang Maha Kuasa.

2. Gerak langkah 2 menyimbolkan keindahan, kekerabatan dan persaudaraan yang harmonis.

3. Gerak bunga menyimbolkan ketabahan dan keikhlasan.

4. Gerak meniti batang menyimbolkan ketekunan dalam menjalani kehidupan

5. Gerak ayak-ayak merupakan simbol ketekunan yang bermakna seorang pekerja keras.

6. Gerak pusar belanak menyimbolkan tolong menolong.

7. Gerak tahto yang ada di penutup tarian menyimbolkan ketaatan dan hormat kita kepada Tuhan.

Nah detikers itulah tari zapin melayu, semoga dapat menambah pengetahuanmu tentang budaya Indonesia, ya

Artikel ini ditulis oleh Rindi Antika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Sejarah Kehidupan Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien: Pahlawan Pejuang Kemerdekaan dari Aceh

Cut Nyak Dien: Pahlawan Pejuang Kemerdekaan dari Aceh

Indonesia memiliki sejarah penuh dengan pahlawan yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan. Salah satu tokoh yang patut dihormati dan diingat adalah Cut Nyak Dien, seorang pahlawan asal Aceh yang memiliki peran besar dalam perang melawan penjajah pada masa lalu.

Latar Belakang Sejarah:

Cut Nyak Dien lahir pada tanggal 1 November 1873 di Lampadang, Aceh. Pada usia yang relatif muda, ia menikah dengan Teuku Ibrahim Lamnga, seorang pejuang kemerdekaan. Pernikahan ini membawa Cut Nyak Dien terlibat dalam perjuangan melawan penjajah Belanda.

Perjuangan Melawan Penjajah:

Pada saat itu, Aceh menjadi salah satu daerah yang paling aktif melawan penjajahan Belanda. Cut Nyak Dien, bersama suaminya, turut ambil bagian dalam peperangan melawan pasukan kolonial. Mereka tidak hanya mempertahankan tanah airnya tetapi juga berusaha membangkitkan semangat perlawanan di kalangan masyarakat Aceh.

Sayangnya, pada tahun 1904, suami Cut Nyak Dien, Teuku Ibrahim Lamnga, gugur dalam pertempuran melawan pasukan Belanda. Meskipun kehilangan suami, Cut Nyak Dien tidak menyerah. Sebaliknya, dia meneruskan perjuangan untuk kemerdekaan dengan semangat yang tak kenal lelah.

Pusat Perlawanan di Gampong Alue Itam:

Cut Nyak Dien memimpin pusat perlawanan di Gampong Alue Itam, Aceh Besar. Di sana, ia memimpin pasukan dengan keberanian dan kebijaksanaan. Pusat perlawanannya menjadi simbol semangat perjuangan dan ketahanan masyarakat Aceh terhadap penjajah.

Penangkapan dan Pembuangan:

Namun, pada tahun 1905, Cut Nyak Dien akhirnya ditangkap oleh Belanda. Meskipun menghadapi penangkapan dan pembuangan ke Sumedang, Jawa Barat, dia tetap mempertahankan semangat perlawanan. Selama di pembuangan, Cut Nyak Dien menjalani kehidupan yang keras, namun tekadnya untuk meraih kemerdekaan tetap tak tergoyahkan.

Kembali ke Aceh dan Kehidupan Purna Perang:

Setelah kurang lebih dua tahun di pembuangan, Cut Nyak Dien akhirnya diperbolehkan kembali ke Aceh pada tahun 1908. Meskipun kembali dalam keadaan yang sulit, dia terus bekerja untuk mendukung kemerdekaan dan pembangunan Aceh.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Cut Nyak Dien tetap aktif dalam kehidupan sosial dan politik. Ia meninggal pada tanggal 6 November 1950, tetapi warisannya sebagai pejuang kemerdekaan tetap hidup dan menginspirasi generasi setelahnya.

Penghargaan dan Pengakuan:

Sebagai pengakuan atas peran dan pengabdiannya, pemerintah Indonesia memberikan penghargaan Pahlawan Nasional pada Cut Nyak Dien pada tahun 1964. Rumahnya dihiasi dengan monumen dan dijadikan museum untuk memperingati perjuangannya yang luar biasa.

Cut Nyak Dien adalah pahlawan yang berperan besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Melalui perjuangannya, ia tidak hanya membela tanah airnya tetapi juga menjadi simbol keberanian dan ketahanan. Kisah hidupnya menginspirasi kita untuk menghargai kemerdekaan dan menghormati perjuangan para pahlawan yang telah berkorban demi kebebasan.

Selasa, 05 November 2024

Pembangunan Kualitas SDM di Indonesia Demi Mewujudkan Indonesia Emas

 

Pemerintah Fokus Tingkatkan Kualitas SDM 

untuk Indonesia Maju 2045

07 Aug 2024 22:44

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN
REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS

HM.4.6/279/SET.M.EKON.3/08/2024

Pemerintah Fokus Tingkatkan Kualitas SDM untuk Indonesia Maju 2045

Jakarta, 8 Agustus 2024


Kunci kemajuan sebuah bangsa terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM). Investasi terhadap SDM harus terus ditingkatkan sehingga akan mendukung semua program penguatan kualitas SDM yang sedang dan akan dilakukan.

“Prasyarat Indonesia Emas 2045 itu ada tiga. Satu, sumber daya manusia. Yang kedua, sumber daya manusia. Yang ketiga, sumber daya manusia. Jadi hanya itu yang bisa kita lakukan untuk mencapai Indonesia Emas. Selain itu, untuk (mencapai) Indonesia Emas tentu perlu transformasi. Berubah kegiatan dari nilai tambah rendah menjadi nilai tambah lebih tinggi, dan dari upah minimum menjadi upah profesional yang lebih tinggi,” papar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Penyerahan Surat Keputusan dan Sertifikat Penghargaan kepada Dewan Penyantun Pendidikan Universitas Negeri Semarang (UNNES), di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta

Pemerintah menggalakkan berbagai program peningkatan kualitas SDM, salah satunya yakni Program Kartu Prakerja. Program tersebut merupakan inovasi Pemerintah dalam pengembangan SDM untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi melalui pemberian bantuan pelatihan kepada masyarakat dengan pendekatan end-to-end digital dan mendorong public private partnership. Sejak dilaksanakan dari tahun 2020 hingga saat ini memasuki tahun kelima, total pendaftarnya telah mencapai lebih dari 56 juta pendaftar, dengan total penerima manfaat sebanyak 18 juta orang yang berasal dari 514 kabupaten/kota di 38 provinsi.

Menurut Menko Airlangga, guna meraih visi Indonesia Emas itu diperlukan pendapatan per kapita sekitar USD29 ribu. Beberapa daerah di Indonesia, misalnya Jakarta memiliki pendapatan per kapita mencapai USD21 ribu, kemudian Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara sudah di atas USD17 ribu.

“Beberapa daerah lainnya bisa kita petakan, dan ini seperti yang dilakukan waktu penanganan pandemi Covid-19 maupun inflasi. Jadi yang membedakan Indonesia dengan negara lain, kita punya solusi praktis yang negara lain tidak punya. Kalau rumus ekonomi normal, penanganan inflasi itu hanya dengan menaikkan tingkat suku bunga, tetapi kita tidak, (melainkan dengan) kerja sama antar kepala daerah. Misalnya untuk mengendalikan inflasi volatile food, memindahkan (bahan pangan) dari daerah produsen ke daerah demand, juga tentang mengendalikan transportasi, pergudangan, dan ini dibahas secara detail dalam rapat rutin. Jadi kita sudah memperhatikan itu, ditambah lagi juga mempelajari untuk menurunkan (tingkat) kemiskinan ekstrim,” ungkap Menko Airlangga.

Pada kesempatan ini, Menko Airlangga juga mengapresiasi seluruh civitas akademika UNNES atas dedikasinya mencetak generasi penerus bangsa yang kompeten. Berbagai prestasi telah diraih UNNES, baik di tingkat nasional maupun internasional, dan ini menjadi bukti nyata kualitas dan komitmen UNNES dalam menciptakan SDM unggul.

“Jadi yang kita lakukan hari ini akan menjadi pendorong peningkatan tingkat kemampuan mahasiswa dari kemampuan dasar menjadi kemampuan yang lebih tinggi, dan juga dapat mendukung saudara-saudara kita yang kesulitan masuk universitas karena akses dan pembiayaan mereka yang terbatas,” tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam acara ini yaitu antara lain Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Ali Murtopo, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, Rektor UNNES Prof. Dr. S. Martono, Ketua Majelis Wali Amanat UNNES Hendrar Prihadi, dan perwakilan dari Anggota Dewan Penyantun. (rep/fsr)

Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Haryo Limanseto

Website: www.ekon.go.id
Twitter, Instagram, Facebook, Threads, TikTok, & YouTube: @PerekonomianRI
Email: humas@ekon.go.id
LinkedIn: Coordinating Ministry for Economic Affairs of the Republic of Indonesia

Pengalaman Belajar Di SMPP AL-KAFFAH