Sejarah Singkat Ali Bin Abi Thalib
Ali bin Abi Thalib merupakan sepupu nabi Muhammad saw. Ayahnya, Abi Thalib, merupakan kakak dari ayah Nabi saw, Abdullah. Ibunya bernama Fatimah binti Asad, masih keturunan Hasyim bin Abdi Manaf. Ali sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw sehingga kedekatannya membuatnya termasuk ke dalam golongan awal yang masuk Islam. Awal mula kedekatan Ali dengan Nabi Muhammad saw adalah saat paceklik dahsyat melanda kaum Quraisy di Makkah. Nabi Muhammad saw yang mengetahui banyaknya keluarga Abi Thalib prihatin dengan kondisi pamannya itu dan mengajak Abbas, pamannya Nabi lainnya yang termasuk konglomerat Bani Hasyim, untuk setidaknya meringankan beban Abi Thalib dengan ikut membantu pengasuhan anak-anaknya. Saat itu, Nabi Muhammad saw mengambil Ali, sedangkan Abbas membawa Ja’far bin Abi Thalib. Hal ini yang kemudian menjadikan Ali sangat dekat dengan Nabi Muhammad saw hingga kemudian Nabi saw diangkat menjadi rasul. Menurut Ibnul Atsir, mengutip pendapat Ibnu Ishak menjelaskan bahwa paceklik yang melanda saat itu menjadi nikmat tersendiri bagi Ali bin Abi Thalib. Sebab karenanya, Nabi Muhammad membawa Ali sehingga ia bisa dekat dengan Nabi saw setelahnya.
أَوَّلُ مَنْ أَسْلَمَ عَلِيٌّ وَعُمْرُهُ إِحْدَى عَشْرَةَ سَنَةً وَكَانَ مِنْ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْهِ أَنَّ قُرَيْشًا أَصَابَتْهُمْ أَزْمَةٌ شَدِيدَةٌ، وَكَانَ أَبُو طَالِبٍ ذَا عِيَالٍ كَثِيرَةٍ، فَقَالَ يَوْمًا رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - لِعَمِّهِ الْعَبَّاسِ: يَا عَمِّ إِنَّ أَبَا طَالِبٍ كَثِيرُ الْعِيَالِ فَانْطَلِقْ بِنَا نُخَفِّفْ عَنْ عِيَالِ أَبِي طَالِبٍ، فَانْطَلَقَا إِلَيْهِ وَأَعْلَمَاهُ مَا أَرَادَا، فَقَالَ أَبُو طَالِبٍ: اتْرُكَا لِي عَقِيلًا وَاصْنَعَا مَا شِئْتُمَا، فَأَخَذَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - عَلِيًّا، وَأَخَذَ الْعَبَّاسُ جَعْفَرًا، فَلَمْ يَزَلْ عَلِيٌّ عِنْدَ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - حَتَّى أَرْسَلَهُ اللَّهُ فَاتَّبَعَهُ Artinya: “Orang yang masuk Islam pertama (dari kalangan pemuda) ialah Ali ketika itu umurnya ialah 11 tahun. Dan di antara nikmat yang Allah berikan kepada Ali ialah saat itu kaum Quraisy terkena paceklik dahsyat. Abu Thalib memiliki keluarga yang banyak. Rasulullah saw kemudian mengajak pamannya, Abbas yang termasuk konglomerat Bani Hasyim, untuk meringankan beban Abi Thalib. Nabi saw berkata: “Wahai pamanku, Abbas, sungguh (saudaramu) Abi Thalib memiliki banyak keluarga, Maka mari kita ringankan beban dari keluarganya”. Kemudian keduanya menuju rumah Abu Thalib dan memberitahukan maksudnya.Keteguhan Ali Bin Abi Thalib Dalam Memeluk Islam
Nabi Muhammad saw yang saat itu belum menginginkan hal ini tersebar terlebih dahulu kemudian berkata: “Ali, jika engkau tidak masuk Islam maka rahasiakanlah”. Ali berdiam menetap pada malam itu sehingga kemudian Allah memberikan keteguhan pada hatinya. Dan pada pagi harinya, ia mendatangi nabi saw dan berkata: “Apa yang engkau tawarkan (Islam) kepadaku wahai Muhammad?.” Nabi bersabda: “bersaksilah bahwa tiada Tuhan selain Allah yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya. Ingkarilah Lata dan Uzza dan engkau akan bebas dari kemusyrikan”. Ali melakukannya dan ia masuk Islam, namun ia merahasiakannya dari ayahnya. (Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa an-Nihayah, [Beirut, Darul Fikr, tt], juz III, hal 24).

kereen banget yanaa
BalasHapuskeren
BalasHapuswowwww keyen bgt adik yana
BalasHapuskeren yana mantap
BalasHapus